Pengertian pertama
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan (lihat artikel hormon tumbuhan), memproduksi hormon.
Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh dengan menggunakan cairan yang diedarkan oleh pembuluh darah. Dengan menggunakan hormon rangsang lebih lambat diberi tanggapan. Satu kelebihan koordinasi menggunakan hormon yaitu dengan sedikit saja hormon mampu mempengaruhi organ-organ yang menjadi sasarnnya. Hipofisa (Pituitary). Kelenjar ini merupakan kelenjar yang paling banyak menghasilkan jenis-jenis hormone yang letaknya di otak.Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular,[1] termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Pengertian Kedua
Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan.Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan.Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa tahun.Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan tidak dialirkankan melalui suatu saluran tetapi langsung masuk kedalam pembuluh darah. Hormon dari kelenjar endokrin mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh hingga mencapai organ – organ tertentu. Meskipun semua hormone mengadakan kontak dengan semua jaringan dalam tubuh, namun hanya sel / jaringan yang mengandung reseptor yang spesifik terhadap hormon tertentu yang terpengaruh hormon tersebut.
Hormon mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
- Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil
- Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target
- Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target
- Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
- Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
· Dilihat dari aktivitasnya, kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi :
- kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang peranan pada proses metabolisme
- kelenjar yang bekerjanya mulai saat tertentu, misalnya hormon kelamin
- kelenjar yang bekerja hanya sampai saat tertentu saja, misalnya kelenjar timus
Dilihat dari aspek dan macam lokasinya, kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi :
No. | Kelenjar endokrin | Lokasi |
1 | Kelenjar hipofisis | Terletak pada dasar otak besar, pada lekukan tulang selatursika di bagian tulang baji |
2 | Kelenjar tiroid | Terletak di daerah leher |
3 | Kelenjar paratiroid | Terletak di dekat kelenjar tiroid |
4 | Kelenjar pankreas | Terletak di dekat ventrikulus (perut besar) |
5 | Kelenjar adrenal | Terletak di bagian atas ginjal |
6 | Ovarium | Terletak di daerah abdomen (perut) |
7 | Testis | Terletak di buah zakar dalam skrotum |
Hubungan Saraf dan hormon
· Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine control).
· Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi dan tingkah laku. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Contohnya pengendalian tekanan darah, kadar gula dalam darah, dan kerja jantung
· Perbedaan sistem hormon dan sistem saraf
No. | Aspek pembeda | Sistem hormon | Sistem saraf |
1 | Aksi | Bersifat lambat | Bersifat cepat/segera |
2 | Pengaturan | Jangka panjang, misalnya pertumbuhan dan perkembangan | Jangka pendek, misalnya denyut jantung dan kontraksi otot |
3 | Sekresi | Hormon | neurotransmitter |
4 | Komunikasi | Komunikasi antar neuron melalui synapsis | Komunikasi melalui sistem sirkulasi |
- Kelenjar Endokrin meliputi hipofisis, tiroid, paratiroid, timus, pankreas, adrenal, ovarium dan testis
1. Kelenjar Hipofisis (pituitary)
Kelenjar ini terletak pada lekukan tulang selatursika di bagian tulang baji dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.
No. | Hormon | Prinsip kerja |
1 | Hormon Somatrotof | Pertumbuhan sel dan anabolisme protein |
2 | Hormon Tiroid (TSH) | Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar tiroid |
3 | Hormon Adrenokortikotropik (ACTH) | Mengontrol sekresi beberapa hormone oleh korteks adrenal |
4 | Follicle Stimulating Hormon (FSH) | a. Pada wanita : merangsang perkembangan folikel pada ovarium dan sekresi estrogen b. Pada testis : menstimulasi testis untuk mengstimulasi sperma |
5 | Luteinizing hormone (LH) | a. Pada Wanita : bersama dengan estrogen menstimulasi ovulasi dan pembentukan progesterone oleh korpus luteum b. Pada pria : menstimulasi sel – sel interstitial pada testis untuk berkembang dan menghasilkan testoteron |
6 | Prolaktin | Membantu kelahiran dan memelihara sekresi susu oleh kelenjar susu |
Pembebasan hormon Adenohipofisis dikontrol oleh hipotalamus. Sel – sel neurosekresi di hipotalamus mensekresi hormone pembebas dan hormone penghambat ke dalam jaringan kapiler yang terletak di batang pituitary. Darah yang mengandung hormone tersebut mengalir melalui pembuluh – pembuluh portal pendek kedalam jaringan kapiler kedua di dalam pituitary anterior. Sebagai respon terhadap hormone pembebas spesifik, sel – sel endokrin di pituitary anterior mensekresikan hormone tertentu ke dalam sirkulasi.
a. Hormon yang dihasilkan anterior hipofisis
Regulasi Hormon anterior hipofisis / Adenohipofisis
Sel – sel neurosekresi dalam hipotalamus mensintesis hormone ADH dan oksitosin. Neurohipofisis membebaskan hormone itu ke dalam darah, dimana hormone itu bersirkulasi. ADH berikatan dengan sel target di ginjal, oksitosin berikatan dengan sel target di kelenjar susu dan uterus
b. Hormon yang dihasilkan posterior hipofisis
No. | Hormon | Prinsip kerja |
1 | Oksitosin | Menstimulasi kontraksi otot polos pada rahim wanita selama proses melahirkan |
2 | Hormon ADH | Menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah dengan cara menyempitkan pembuluh darah |
Regulasi hormon posterior hipofisis/neurohipofisis
c. Hormon yang dihasilkan intermediet hipofisis
No. | Hormon | Prinsip kerja |
1 | Melanocyte stimulating hormon (MSH) | Mempengaruhi warna kulit individu |
2. Kelenjar Tiroid (kelenjar gondok)
gambar anatomi tiroid
- Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah bawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus.
- Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan Triiodontironin (T3).
- Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin) yang mengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid dari darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15 kali.
No. | Hormon | Prinsip kerja |
1 | Tiroksin | Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan, dan kegiatan system saraf |
2. | Triiodontironin | Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan kegiatan sistem saraf |
3. | Kalsitonin | Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang. |
Regulasi hormon Tiroid
Hipotalamus mensekresi TRH (hormon pembebas TRH) yang merangsang pituitari anterior untuk mensekresi TSH (hormon perangsang tiroid). Ketika TSH berikatan dengan reseptor spesifik di kelenjar tiroid terjadi pembebasan T3 dan T4. Kadar T3 dan T4 yang tinggi, dan TSH dalam darah akan menghambat sekresi TRH oleh hipotalamus. Kadar hormon tiroid yang tinggi bisa menghambat sekresi TSH oleh pituitari anterior. Sistem umpan balik hipotalamus-pituitari anterior-kelenjar tiroid menjelaskan mengapa defisiensi iodin menyebabkan penyakit gondok. Apabila iodin tidak mencukupi, kelenjar tiroid tidak dapat mensintesis T3 atau T4 dalam jumlah mencukupi. Dengan demikian pituitari akan terus mensekresi TSH, dan menyebabkan pembesaran tiroid
Salah satu keadaan yang diakibatkan kerusakan kelenjar tiroid adalah penyakit Grave. Keadaan ini menyebabkan mata membengkak (kiri). Gondok adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh pembesaran kelenjar tiroid (kanan).Jenis penyakit tiroid yang utama:
- Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
- Hipotiroidisme
Hyperthyroidism / thyrotoxicosis, hormon tiroid T3 dan T4 didapati lebih tinggi daripada orang biasa. Antara penyebab penyakit ini ialah :
- Grave's disease. Antibodi di dalam badan menyebabkan tiroid membesar dan mengeluarkan lebih hormon. orang yang menghidapi penyakit ini mengeluarkan hormon berlebihan
- Thyroiditis (tiroid bengkak).
- Toxic nodule goitre. Terlalu banyak iodin di dalam makanan
Tanda-tanda orang yang menghidapi hipertiroidisme:
- Bengkak di leher
- Degupan jantung bertambah, sentiasa berdebar-debar
- Gementar dan gelisah,
- Haid tidak teratur, kurang atau tidak datang
- Kesuburan turun
- Mata menjadi besar (bulging)
- Kejang otot
- Oesteoporosis
- Pengeluaran keringat banyak,
- Suhu badan naik,
- Rambut rontok
- Sulit bernafas
- Susah tidur
- Tekanan darah naik
- Turun berat badan walaupun selera naik
- Lemah
3. Kelenjar Paratiroid (kelenjar anak ginjal)
gambar anatomi paratiroid
- Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid
- Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur : absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang.
- Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel –sel tulang osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah
- Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga fungsinya menurunkan kalsium darah.
- Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:
- mengatur metabilisme fosfor
- mengatur kadar kalsium darah
4. Kelenjar Timus
- Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.
- Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa.
- Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
- Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.
5. Kelenjar Anak Ginjal (Adrenal)
gambar anatomi adrenal
- Berbentuk seperti bola atau topi terletak di atas ginjal.
- Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis yang terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).
- Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :
No. | Hormon | Prinsip kerja |
1 | Bagian korteks adrenal a. Mineralokortikoid b. Glukokortikoid | Mengontol metabolisme ion anorganik Mengontrol metabolisme glukosa |
2 | Bagian Medula Adrenal Adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin | Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam hal berikut: a. dilatasi bronkiolus b. vasokonstriksi pada arteri c. vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot d. mengubah glikogen menjadi glukosa dalam hati e. gerak peristaltik f. bersama insulin mengatur kadar gula darah |
- Regulasi hormon korteks adrenal
- Regulasi hormon medulla adrenal
Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal memperantarai respons jangka pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu efinefrin dan norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama dengan cara mensekresikan hormone steroid.
6. Kelenjar Pankreas (Langerhans)
gambar anatomi kelenjar pankreas
- Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas, sehingga dikenal dengan pulau – pulau langerhans.
- Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus membrane sel.
- Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan.
- Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis).
- Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk mensekresikan insulin. Sebaliknya glukogen bekerja secara berlawanan terhadap insulin.
- Pengaturan kadar gula darah
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.
a. Ovarium
- Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone estrogen dan hormone progesterone.
- Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH
- Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus.
- Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH
- Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi.
- Fisiologi menstruasi
Siklus Menstruasi Normal
- Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.
- Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.
- Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
- FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
- LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
- PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin
- Siklus Hormonal
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus.Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium.Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik).Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.
- Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
- Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
- Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
- Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
b. Testis
- Testis pada mammalian terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel – sel benih (sel germinal), tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus.
- Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
- Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian anterior.
- Regulasi hormone jantan
Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.
2. Peran Hormon Pada Sistem KB
- KB adalah program pemerintah yang bertujuan menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang dilaksanakan melalui pengaturan jumlah anak dan jarak kelahiran.
- Banyak macam teknik KB, ada yang permanent, ada yang sementara, dan ada yang secara mekanik, kimia ataupun dengan menggunakan hormon.
- Teknik penggunaan hormone pada dasarnya adalah upaya mencegah terjadinya ovulasi. Dalam hal ini menggunakan hormone estrogen dan progesterone sintetik.
- Hormon – hormon tersebut ada yang dikemas dalam bentuk pil, suntikan, ataupun susuk.
- Jika seorang wanita menelan pil KB setiap hari maka dia telah memasukkan hormon estrogen dan progesterone sintetik ke dalam tubuhnya. Akibatnya, kelenjar hipofisis tidak akan menghasilkan FSH dan LH. Tidak adanya FSH dan LHmenyebabkan wanita tersebut tidak akan hamil, karena FSH dan LH berfungsi merangsang terjadinya ovulasi yang jika dibuahi akan terjadi kehamilan. Selain itu, progesterone juga berperan merangsang penebalan dinding rahim, sehingga menolak terjadinya implantasi (penempelan embrio pada dinding rahim).
Kelainan – Kelainan Akibat Kelebihan atau Kekurangan Hormon
No. | Kelenjar | Hormon yang dihasilkan | Gangguan / kelainan | Ciri - ciri |
1 | Hipofisis | Kekurangan hormon (hiposekresi) hormon pertumbuhan (growth hormone) | Dwarfisme | Penderita tampak bertubuh pendek (hanya sekitar satu meter atau bahkan kurang) tapi tetap memiliki proporsi tubuh yang normal |
Kelebihan hormon (hipersekresi) hormon pertumbuhan (growth hormone) | Gigantisme (giantism) | Terjadi pada masa kanak – kanak, dimana terjadi pertumbuhan berlebihan bahkan dapat sampai mencapai 8 kaki | ||
Akromegali | Terjadi pada saat dewasa, penderita mengalami pembesaran tulang rahang dan wajah. Kulit bertambah tebal, diikuti gangguan akibat penekanan saraf oleh massa tulang yang bertambah | |||
2. | Tiroid | Hipersekresi hormone tiroksin (Hipertiroidisme) | Grave’s disease/ morbus basedow | Penderita ini mengalami metabolisme yang amat meningkat; penderita cenderung bertambah kurus walaupun disaat yang sama penderita memiliki nafsu makan yang meningkat . Keringat berlebihan, denyut nadi yang cepat, tidak tahan panas dan kelemahan badan. Dapat juga ditemukan penonjolan bola mata (exophtalmus) |
Hiposekresi hormon tiroid (Hipotiroidisme) | Kretinisme (Kerdil) | Terjadi pada masa kanak – kanak, cirinya penderita tidak dapat mencapai pertumbuhan fisik dan mental yang normal | ||
Mix Oedema (Miksedema) | Terjadi pada orang dewasa, cirinya laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan, bentuk badan menjadi kasar, dan rambut rontok | |||
3 | Paratiroid | Hipersekresi hormon paratiroid | Hiperparathormon | Kelainan pada tulang seperti tulang rapuh, bentuk abnormal dan mudah patah. Kelebihan kalsium yang diekskresikan dalam air seni bersama ion fosfat dapat menyebabkan batu ginjal |
Hiposekresi hormon paratiroid | Hipoparathormon | Terjadi gejala kekejangan otot (tetani) | ||
4 | Pankreas | Hiposekresi hormon insulin | Diabetes tipe I | Penyakit ini sepenuhnya bergantung dengan insulin, penyakit ini sering didapatkan pada anak-anak atau dewasa muda. Pengobatan dengan mengganti insulin sesuai dengan jumlah yang diperlukan |
Diabetes tipe 2 | pada penyakit ini insulin diproduksi dalam jumlah memadai tetapi terdapat gangguan dalam kualitas dan mekanisme kerjanya. Faktor resiko penyakit ini seperti riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus dan obesitas | |||
5 | Korteks Adrenal | Hipersekresi hormon kelenjar adrenal | Cushing’s syndrome | penderita mengalami peningkatan tekanan darah, gula darah akibat pengeluaran hormon kortisol yang berlebihan. |
Hiposekresi hormon kelenjar adrenal | Addison’s disease | Gejala berupa · Hipoglikemia (kadar gula dalam darah menurun), · Gangguan pembentukan glukosa oleh jaring (glukoneogenesis) · Penurunan kadar glikogen di liver yang menjadi cadangan glukosa dalam tubuh · Gangguan akibat kekurangan aldosteron seperti pengeluaran natrium dan cairan yang berlebihan di ginjal. · Dehidrasi, · Penurunan tekanan darah · Shock yang dapat menimbulkan kematian, terutama bila tidak ditangani secara cepat. | ||
6 | Kelenjar gonad | Hiposekresi hormon kelenjar gonad | - | dapat mengakibatkan gangguan terutama dalam proses reproduksi manusia. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar